Hola hola,
Bu, gimana rasanya punya anak? Lebih banyak enak / ga nya nih? Pernah ga sering ga dianggap bekerja padahal kita kerja seharian? Pernah ga kesel ma suami karena suami suka ga bantu urus anak?
Sebelum jadi ibu ga kebayang rasanya jadi ibu. Awalnya aku pikir mudah. Ya ala-ala artis-artis yg udah jadi ibu di IG. Punya anak, bisa punya waktu me time, hidup bisa berjalan seperti biasa, waktu bisa kita atur sesukanya. Ternyata, kenyataan ga seindah yg dibayangkan, ga seindah di postingan sosial media.
Sejak punya anak, aku susah kontrol emosi, moodku naik turun, banyak stresnya, bingung harus apa khususnya pas keadaan urgent, ga ada waktu me time. Oh begini toh rasanya perjuangan jadi ibu. Pantes surga ada di bawah telapak kaki ibu.
Makin stres pas liat suami belum siap jadi bapak. Bukan belum siap menafkahi, tp suami ga bantu urusan rumah. Harus diminta dulu baru dia jalan. Kadang dia mau tapi semaunya. Sesukanya dia aja. Lebih banyak urusin kerjaan kantor, pegang HP ma nonton Youtube.
Akhirnya, aku cari ilmu soal itu. Ilmu kalo rawat anak itu harus berdua. Setelah cari sana-sini, eh ketemu info seminar dari ILO soal carework. Tanpa pikir panjang, aku langsung ikut seminar dari ILO (International Labour Organization).
Semua orang butuh perawatan. Sejak kecil manusia pasti butuh bantuan dari manusia lain. Kita saat ini bisa ini itu & tumbuh pun tidak terlepas dari peran yg telah merawat kita dari kita kecil. Entah itu ibu, ayah, nenek, pengasuh atau lainnya. Mereka sudah memberi waktu, tenaga, pikiran mereka untuk merawat kita, baik dengan upah maupun tidak diberi upah. Ketika tumbuh dewasa pun kita tidak terlepas dari perawatan. Ada yg melanjutkan perannya sebagai orang tua, ada yg bergantian peran mengasuh orang tua yg sudah butuh perawatan.
Aktivitas merawat tersebut merupakan gambaran dari kerja perawatan. Sangat jelas terlihat bahwa kita tidak bisa lepas dari kerja perawatan (carework). Perawatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Sayangnya, kerja perawatan yg begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari ini ga dianggap kerja produktif meskipun waktu, tenaga, pikiran yg disalurkan ga kalah banyak dengan kerja yg dianggap produktif.
Menurut ILO, kerja perawatan itu segala bentuk produksi & konsumsi barang / jasa yg dibutuhkan oleh fisik, sosial, kesejahteraan mental, emosional untuk kelompok yg membutuhkan, seperti anak-anak, orang lanjut usia, orang sakit, orang dengan disabilitas, namun juga bagi orang yg sehat maupun orang yg bekerja.
Kerja perawatan pun terbagi menjadi dua, ada yang berbayar & ga berbayar. Kerja perawatan yg dibayar : perawat lansia, ART, baby sitter, dokter, suster, dll. Kerja perawatan yg ga dibayar : pekerjaan rumah tangga, ibu, relawan komunitas, kader posyandu / PKK, dll.
Kerja perawatan ada yg secara langsung & ga langsung. Kerja perawatan secara langsung : suapin makan, kasih minum, menggendong, dll. Kerja perawatan secara ga langsung : masak, cuci baju, setrika, dll.
Sayangnya, kebanyakan kerja perawatan tidak dibayar / dilakukan tanpa ada imbalan uang. Oleh karena itu, ILO berjuang buat kebijakan perawatan mulai dari 2018. Kebijakan perawatan bertujuan untuk mengakui (recognize), mengurangi (reduce), redistribusi (redistribute) semua pekerjaan perawatan khususnya perawatan ga berbayar.
Kita bisa ikut andil membantu ILO mewujudkan kebijakan perawatan. Bisa kita mulai dari keluarga di rumah. Mulainya dengan cara 5R : Recognize, Reduce, Redistribute, Reward & Representative.
1. Recognize (mengakui)
Recognize itu mengenali sebagai aktivitas produktif untuk mencapai kesejahteraan psikologis, fisik,
sosial. Mengakui jika tidak dilakukan dapat mengganggu / menurunkan kondisi psikologis, fisik,
hubungan sosial, produktivitas.
Pengakuan bahwa pekerjaan rumah yg biasanya dilakukan ibu, dianggap ga penting & ga keren,
kalau diabaikan akan sangat mengganggu aktivitas kita, apalagi jika dihitung, waktu & biaya yg
dikeluarkan untuk pekerjaan rumah tangga itu bisa sama dengan gaji kantoran atau bahkan lebih.
Kita harus memahami kalau tugas perawatan di rumah bukanlah tanggung jawab satu orang. Semua
pekerjaan di rumah harus dilakukan bersama. Kita jg harus memahami bahwa mengurus rumah
bukanlah hal mudah. Kita ga menutup mata soal pentingnya pekerjaan rumah bisa jadi kita bisa
mengerjakan tanpa disuruh & saling bantu antar anggota keluarga.
2. Reduce (mengurangi)
Reduce itu mereduksi beban ganda perempuan dalam tugas perawatan melalui pelibatan setara dari
pihak yg berkepentingan.
Mengurangi beban kerja keperawatan yg utamanya dilakukan oleh anggota keluarga perempuan,
khususnya ibu. Ingat, perawatan adalah tanggung jawab kita bersama.
Pahami bahwa tugas-tugas perawatan di rumah itu ga hanya melekat pada jenis kelamin tertentu
saja, yaitu perempuan. Atau sosok tertentu saja, misal ART. Penting bagi semua orang di rumah
untuk berbagi peran. Bagi-bagi tugas dengan anggota keluarga. Harus ada momen di mana seluruh
anggota keluarga berkumpul & berdiskusi secara terbuka dan setara soal bagaimana pembagian
tugas di rumah. Semua ini harus dikomunikasikan & didiskusikan tanpa memandang jenis kelamin.
Kita jg harus terbiasa membantu tanpa diminta bila ada anggota keluarga lain yg kesulitan tugas
perawatan di rumah.
3. Redistribute (Redistribusi)
Redistribute itu distribusi ulang beban ganda perempuan kepada beragam pihak yg berkepentingan.
Mengoptimalkan produktivitas perempuan di dunia kerja.
Pembagian peran ke setiap anggota keluarga agar secara nyata sama-sama bertanggung jawab dalam
perawatan.
Setelah semua anggota keluarga berbagi tugas di rumah, jangan merasa marah jika kita dimintai
tolong untuk melakukan tugas-tugas perawatan. Misal, kita di rumah biasanya cuci piring lalu
diminta kakak laki-laki untuk cuci baju. Ingat, nantinya ketika kita butuh bantuan, dia juga pasti
akan membantu kita. Kita semua tinggal di rumah yang sama, sudah seharusnya kita merawat
rumah bersama-sama.
4. Reward (Penghargaan)
Reward itu memperluas penghormatan dengan mempromosikan pekerjaan yg layak bagi pekerja
perawatan. Menerapkan pekerjaan yg layak serta pemberian upah yg sama bagi semua pekerja
perawatan.
Pemberian penghargaan / keuntungan bagi orang yg melakukan tugas keperawatan.
Hargai Semua Pekerjaan yang Dilakukan di Rumah. Yg dimaksud menghargai di sini ga melulu
soal uang. Bisa dengan pujian, ucapan makasih, memberikan waktu istirahat, memberikan waktu
me time,dll. Misal, kita sebagai kakak tahu bahwa adik sudah rutin bantu cuci piring di rumah
setiap hari, maka minimal kita bisa selalu berikan pujian & mengucapkan terima kasih. Sama
halnya di rumah, kita ga bisa 24 jam meminta bantuannya, ada waktunya dia untuk istirahat / cuti.
5. Representative (Representatif)
Representative itu mempromosikan dialog sosial & memperkuat ha katas perundingan Bersama di
sektor perawatan. Mempromosikan pembangunan aliansi antara serikat pekerja yg mewakili bagi
pekerja perawatan maupun organisasi masyarakat sipil.
Perempuan yang selama ini jadi pihak yg selalu dibebankan kerja perawatan bisa terwakilkan &
mendapatkan solusi soal kesetaraan tanggung jawab.
Belajar ragam pekerjaan rumah tangga pas ART mudik Biasanya di momen hari raya keagamaan,
ART pulang kampung. Di momen ini kita jangan ngomel karena harus kerja lebih mengurus rumah.
Justru manfaatkan waktu ini untuk belajar lebih banyak lagi soal pekerjaan rumah tangga. Misal,
kita sebelumnya ga pernah masak, nah, pas PRT mudik kita jadi belajar masak. Ini hal yg harus
dipahami oleh seluruh anggota keluarga, ga cuma kita seorang. Nanti kita bisa diskusikan bareng
anggota keluarga lain. Selama ART mudik, pekerjaan rumah tangga mana aja yg kita bagi-bagi.
Momen ini bisa bikin quality time kita bareng seluruh anggota keluarga jadi lebih banyak.
Pekerjaan rumah tangga pun jadi lebih fun buat kita lakukan.
Aku dapet banyak insight soal Merawat. Ternyata merawat pun bekerja. Pekerjaan merawat itu bisa jg dilakukan laki-laki. Bikin berdua harus rawat berdua. Suami istri harus saling bantu khususnya dalam pekerjaan perawatan.
Pekerjaan merawat itu awalnya emang ga mudah tp kalo mau belajar akan terbiasa & jadi mudah kok. Pekerjaan merawat di keluarga bisa bikin quality time kita bareng seluruh anggota keluarga jadi lebih banyak. Pekerjaan merawat pun jadi lebih fun buat kita lakukan.
Merawat pun bekerja. Jangan sepelekan. Jangan bebankan kepada perempuan saja. Selalu hargai & bantu pekerjaan perawatan!
Buat nambah semangat aku nulis blog, bisa loh share article ini di G+ atau sosmed kalian.
Terima kasih sudah membaca blog ini.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
Have a amazing day & don't forget to smile !!
Please don't copy & paste photo without permission.
16 komentar:
belum punya anak jadi belum ngerasain banyak hal yang udah dilaluin sama perempuan-perempuan hebta..
tapi udah mulai nerapin sama yang mami tulis biar lebih prepare dengan keadaan, sadar dengan sekitar & pasangan, dan pastinya biar lebih siap mental jika nanti udah menjadi seorang ibu..
Membagi pekerjaan rumah tangga dengan anggota keluarga memang menyenangkan, selain beban kita jd lebih ringan, kita juga dapat mengurus anak dengan optimal
Banyak yang sering meremehkan pekerjaan perawatan di rumah, khususnya yang dilakukan ibu, ya ngrawat anak, suami, dll, belum lagi ngurusin kerjaan rumah tangga. Padahal kalau si ibu tu lebih milih misalnya kerja di rumah orang lain kan dia dibayar ya. Makanya kalau gak bisa menghargai kerjaan ibu dgn materi minimal tu menghargai dengan apresiasi dan perilaku yang baik.
Betul, awal-awal menikah lalu diberi amanah seorang anak, rasanya mood jadi kek rollercoaster banget. Alhamdulillah, semoga banyak lingkungan yang mendukung perempuan dan pekerjaannya di rumah seperti ini sehingga Ibu bisa tetap berharga dan bangga dengan statusnya.
Happy banget rasanya kalo pekerjaan rumah tangga bisa dilakukan berdua dan bareng-bareng dengan pasangan, termasuk merawat dan mengurus anak. InsyaAllah aku sama suami sedikit2 lagi nerapin di rumah, mudaj2an kami berdua bisa istiqamah.
Benar banget, pengasuhan dan perawatan anak sering dibebankan pada perempuan
Namun sering disepelekan padahal peranan perempuan itu besar.
dahulu aku kira kehidupan jadi Ibu itu seperti dunia artis wkwkw, tetapi setelah melihat kehidupan ibu di dunia sekitar ternyata tidak semudah itu. Banyak yang menjadi pertimbangan, kadang salah langkah aja ibu yang langsung di juge huhu. Semoga ibu-ibu di dunia ini sehat sehat yaa, tetap kuat mental dan selalu happy
bener juga sie kak..untuk tugas keperawatan ini secara gak langsung lebih banyak dibebankan kepada pihak perempuan salah satunya adalah mengasuh anak..
kadang saat kita sudah hectic dirumah suami datang namun kurang peka jadinya yang ada malah ribut..mungkin dengan komunikasi yang lebih baik bisa mereduksi kesalahpahaman ;)
Tapi emang bener sih, urusan perawatan anak itu bukan cuma urusan istri saja. Para suami juga memiliki andil dan harus terlibat langsung.
Padahal harusnya merawat anak tugas suami istri, tapi kebanyakan dibebankan ke istri. Mana gak begitu diapresiasi huhuhu. Kalo anak gini, ibunya disalahin, anak gitu, ibunya salah lagi. Sabar-sabar banget ya jadi seorang ibu tuh
Wkwk kirain diri sendiri aja yang ovt, ternyata mungkin ini dirasakan semua ibu2 baru kali ya. Dulu lajang diberi gelar sama teman2 kampus sebagai orang sabar, gak pernah marah. Setelah jadi ibu, wuh jangan ditanya hahah 🤣 Yes tugas merawat itu berdua. Sayangnya ibu2 yg udah capek merawat, gak digaji, masih perlu dibebani nyari nafkah di beberapa Rumah Tangga. Jadinya nyari nafkah sambil merawat
Setelah jadi ibu, aku jadi paham kenapa ada ibu yang bisa marah sama anak. Membersamai tumbuh kembang anak memang bukan "pekerjaan" yang mudah
Terkadang kita suka lupa, anak dibuat bersama, maka kasih sayang dan pengasuhannya pn bersama, bukan hanya tanggung jawab ibu yang pekerjaannya bejibun sehari-hari gak kelar dan gak digaji
Baca ini tuh bikin aku jadi inget waktu ngerawat mamaku dan ya tidak dianggap karena itu secara tidak langsung sudah dianggap sebagai tugas anak perempuan. hiks, sedih banget.
Aku baru punya anak satu, qodarulloh anak spesial need.. kadang suka ngerasa cape karena nempel banget ke emaknya.. semangat semua wanita di dunia.
Secara umum, merawat anak (atau ortu jika sakit) dipasrahkan pada perempuan karena teliti dan sepenuh hati saat melakukannya. Ini jadi poin penting yang saya sadari karena kebetulan suami ikut terlibat di dalamnya. Laki-laki biasanya melakukan sekadarnya dan asal selesai karena memang struktur otaknya begitu.
Tapi memang benar adanya bahwa masih sedikit yang bisa memberikan apresiasi pada pekerjaan merawat ini.
Posting Komentar